Hari ini, di sebuah bus, aku melihat seorang remaja tampan dengan rambut sedikit ikal. Aku iri melihatnya. Dia tampak begitu ceria, dan aku sangat ingin memiliki gairah hidup yang sama. Tiba – tiba dia terhuyung – huyung berjalan. Dia hanya memiliki satu kaki dan memakai tongkat kayu. Namun ketika dia lewat, dia tersenyum. Ya Allah, maafkan bila aku mengeluh. Aku punya dua kaki. Dunia ini milikku.
Aku berhenti untuk membeli sedikit kue. Anak laki – laki penjualnya begitu mempesona. Aku ingin berbicara dengannya. Dia tampak sangat gembira. Namun sayang, kata – kataku hanya berbalas lambaian tangan. Kemudian anak itu menulis sesuatu di kertas dan ditunjukkannya padaku. Isi tulisannya: terima kasih atas kebaikan anda. Maafkan bila saya tidak bisa menemani anda mengobrol, karena saya tuli. Ya Allah, maafkan bila aku mengeluh. Aku masih bisa mendengar, dunia ini milikku.
Lalu, sementara berjalan, aku melihat seorang laki – laki tampan mirip bule sedang duduk memandangi matahari terbenam. Dia begitu tampan dengan tubuh tinggi dan mata biru. Aku menyapanya, “matahari terbenam itu memang indah sekali ya”. Dia tidak menoleh, namun hanya menjawab, “benarkah itu indah Tuan? Dapatkah anda menceritakan pada saya tentang keindahannya? Karena mata saya tidak bisa melihatnya”. Ya Allah, maafkan aku bila aku mengeluh. Aku punya dua mata, dunia dan keindahannya ini milikku.
Dengan dua kaki untuk membawaku kemana aku mau. Dengan dua mata untuk memandang matahari dan langit biru. Dengan dua telinga untuk mendengar desir angin dan segala suara alam ini. Ya Allah, maafkan aku bila aku mengeluh.
3 comments:
hmm..
tertohok.. >.<
tatigo!
@ Andra Yasha Midori:
tatigo? apaan tuh???
Post a Comment