selamat datang di rumah sederhana saya. mari bersama berusaha mengumpulkan hikmah yang terserak di antara semesta kehidupan, dalam upaya menyadarkan diri bahwa kita hanyalah manusia.
Posted by SHANDY on 20:45

Kembali, aku merindukan sepi.
Dan angin beku yang membelai tengkuk menjelang pagi.

Dan aku rindu kembali.
Menjejak setapak yang seringkali terjal.
Bukan untuk melupakan, atau menduakan
Aku, hanya ingin pulang.


Sidoarjo, 6 Mei 2014
Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 14:11

Aku bunga ilalang, yang tersurut di padang gersang.
Menunggumu datang

Aku bertanya pada hujan, bisakah kau antarkan rinduku padanya?
Pada dia yang senantiasa bersinar terang disana.

Engkau matahari. Yang kunanti setiap pagi, dan selalu kurindukan kala senja.


Selamat siang, Cinta.
Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 23:21
Labels: ,

Ini adalah tulisan yang saya buat untuk mencari ide-ide yang entah menghilang kemana. Saat saya benar - benar ingin menulis, tapi tak tahu apa yang akan saya tulis. 

Semoga setelah ini, ide - ide itu kembali beterbangan datang. Seperti kupu - kupu di awal musim penghujan. Karena saya tidak ingin blog ini kosong melompong. Karena saya tidak ingin jari saya kaku. Karena saya tidak ingin mati bosan ditelan update-update status alay di social media. Karena saya tidak ingin menghilang tanpa arti seperti debu jalanan...

Saya menulis, karenanya saya ada. Verba volant, scripta manent.
Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 23:29

Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 06:20
Labels: , ,

Maaf, jika aku membuatmu kecewa
Hanya karena kau memintaku melupakanmu, dan aku tak bisa
Takkan pernah bisa...

Maaf, jika aku membuatmu marah
Karena kau telah memintaku menjauhimu, dan aku tak bisa
Takkan pernah bisa...

Dan disinilah aku
Berdiri di bawah bintang
Berharap kau memandang ke bintang yang sama
Dan akan aku goreskan rasa tentangmu di langit sana...

(ini bukan galau. hanya sekedar upaya agar tangan ini tidak kaku menulis, itu saja. ^_^)
Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 07:24
Labels: ,

Kita tak butuh lampu, Sayang
Karena akan selalu ada purnama,
dan bintang yang menemanimu saat engkau terjaga.

Kita tak butuh lampu, Sayang
Lampu itu hanya untuk mereka
Orang kaya yang hatinya gelap dan nestapa

Kita bahagia, Sayang
Dalam gelap dan angin tiris
Dalam hangat hujan yang menembus dinding gubuk kita

Kita selalu bahagia
Karena kita tahu esok matahari akan terbit lagi
Dan apapun derita kita malam ini
Akan terhapus embun pagi.

Engkau tersenyum, Cinta.
Dan aku bahagia

Tuhan bersama kita.
Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 13:58


Siang ini, baru saja memakai sepatu hendak meninggalkan Nuruzzaman selesai shalat dhuhur, ada seorang pria tua mendatangiku dan bertanya dimana tempat wudhu pria. Seusai kutunjukkan tempatnya, beliau mengucapkan terima kasih dan membawa sandal bututnya masuk. Aku jadi bertanya-tanya, mau dibawa kemana sandal itu? Lalu terlihat beliau menaruh sandalnya di dekat pintu pagar utara yang senantiasa terkunci, menyembunyikannya di balik rimbunan bunga.

Aku hampir saja membatin, ditaruh disini juga insya Allah ga akan hilang Pak. Mengingat di depan masjid banyak berserakan sepatu-sepatu mahal mahasiswa sini. Tapi sejenak aku tersadar, posesivitas kita terhadap sesuatu berbanding lurus dengan tingkat keberhargaan sesuatu itu bagi kita. Teringat juga, aku sendiri punya kebiasaan membungkus sandal atau sepatu baru dengan tas plastik kemudian dimasukkan ke dalam tas.

Bagi orang lain, mungkin sandal itu tidak berharga. Apalagi buat mahasiswa-mahasiswa kaya yang sanggup membeli sepatu seharga ratusan ribu atau bahkan jutaan rupiah. Namun bagi bapak itu, sandal bututnya itu sangat berharga. Mungkin itu adalah satu-satunya sandal yang beliau miliki. Sehingga harus dijaganya baik-baik.

Jadi tersadarkan, betapa kita kurang bersyukur dengan apa yang kita miliki. Senantiasa merasa kekurangan, hanya karena ada yang memiliki barang lebih bagus dari milik kita.

Ini adalah Ramadhan kawan. Yang senantiasa kita dengar dalam setiap ceramah, adalah bulan yang mengajarkan kesyukuran. Maka sudahkah kita bersyukur, yang tidak hanya sebatas kata? Syukuri apa yang ada, kata D’Massiv. Karena hidup adalah anugerah. Karena hari-hari adalah semangkuk penuh keajaiban. Yang dirahmatkan Allah pada kita. Masih banyak orang lain di luar sana yang kekurangan. Masih banyak orang yang kesulitan hanya untuk sekedar makan. Maka nikmat Allah yang manakah yang engkau dustakan???


Untuk kita renungkan...
Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 21:24


Sejak beberapa hari menjelang Ramadhan, sampai memasuki hari2 awal Ramadhan sekarang, banyak sekali orang-orang yang bermaafan, baik melalui sms, FB, dan lain sebagainya.



Pada umumnya mereka mendasarkan tindakannya pada hadits tentang doa Malaikat Jibril As, yang berbunyi:

Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.

Do’a Malaikat Jibril itu adalah:
“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.



Namun orang2 yang menyebutkan hadits tersebut tidak pernah ada yang menyebutkan sanad dan perawi hadits. Padahal sanad dan perawi sangat penting untuk menilai apakah hadits tersebut bisa digunakan sebagai dalil atau tidak.


Dan setelah dicari-cari, ternyata memang hadits tersebut tidak ada di kitab-kitab hadits manapun. Ada yang menyebutkan hadits ini berasal dari Ibnu Khuzaimah. Padahal pada kitab Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) juga pada kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254) ditemukan hadits berikut:


عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له : يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين قال الأعظمي : إسناده جيد

“Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hambar yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.”


Al A’zhami berkata: “Sanad hadits ini jayyid”.



Hadits ini dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682), dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), juga oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679).


Dari sini jelas bahwa hadits yang disebutkan di awal mengenai bermaafan bukanlah hadits dari Ibnu Khuzaimah ra, karena kandungannya sangat berbeda. Mungkin ada orang yang ingin membuat tradisi bermaafan sebelum Ramadhan, kemudian memelintir isi hadits ini untuk membuat pembenaran atas tindakannya. Atau mungkin ada orang yang salah mendengar dan menafsirkan hadits, sehingga didapatkan pengertian yang berbeda dari asalnya.


Namun jelaslah, bahwa bermaafan sebelum Ramadhan, tidak ada dalil yang mendukungnya. Dengan demikian, tidak bisa dikategorikan sebagai sunnah apalagi kewajiban.


Wallahu a'lam bish shawab.

maraji': http://muslim.or.id/ Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 07:11
Labels: ,


Kita kini menjadi pendiam, Sahabat..
Terlalu pendiam, hingga malu tuk sekedar saling menyapa..

Atau mungkin aku yang telah menjadi sibuk..
Terlalu sibuk, hingga tak ada waktu tuk sekedar menanyakan kabarmu.

Ataukah jarak yang memisahkan, telah membuat hati-hati kita pun saling berjauhan?


Ah, apapun alasanku, semoga hatimu masih seluas lautan, Sahabat. Yang kan senantiasa menyimpan maaf, untuk setiap kelalaianku dalam berukhuwah denganmu.

Ramadhan telah tiba Sahabat.

Karena kita adalah manusia. Yang sudah semestinya menjadi tempat bagi khilaf dan alpa. Maka di sinilah kita bisa berusaha untuk memperbaikinya. Karena di bulan Ramadhan inilah, setiap nafas kita adalah tasbih. Dan setiap tidur kita dinilai ibadah.


Diriwayatkan dari Sahl ra bahwa Nabi Saw pernah bersabda:

Di surga ada sebuah pintu bernama Ar Rayyan yang kelak pada hari kiamat akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa, tanpa ada seorangpun selain mereka yang memasukinya. Dikatakan pada hari itu, "Mana orang-orang yang berpuasa?" Maka merekapun bangkit untuk memasuki pintu itu tanpa seorangpun selain mereka yang memasukinya. Ketika mereka sudah masuk semua, pintu itu ditutup dan tidak ada lagi seorangpun yang memasukinya. [HR. Bukhari:1896]


Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini. Setiap dahaga kita, setiap sujud kita, setiap dzikr kita, setiap sen keikhlasan kita, setiap senyum orang lain yang kita rekahkan, dan semua yang atas rahmatNya dijadikannya tambahan catatan kebaikan kita, sekalipun kita tak menyadarinya.

Dan semoga Ramadhan ini menjadi momentum kebaikan bagi kita semua. Saat dimana kita belajar untuk menyempurnakan keikhlasan, memperbarui diri untuk menjadi mata air kebaikan. Bagi kita, dan semua yang ada di sekeliling kita. Dan kelak, semoga Allah mengizinkan kita untuk saling bertemu kembali, di depan gerbang Ar Rayyan...

Mari, saling berfastabiqul khairat. Semoga kita lulus dalam bulan ujian kali ini, dan gelar taqwa bisa menjadi milik kita. Sebagai modal langkah kita selanjutnya. Menjadi manusia yang lebih baik. Menjadi muslim yang lebih baik...

Selamat datang Ramadhan. Aku telah menunggumu lama... ^_^ Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 04:44


Bulan itu saya benar2 kurang waras sepertinya. Lihat saja, hanya berselang 2 minggu setelah traveling ke Sarangan, saya kembali berangkat. Kali ini saya menuju Pulau Sempu, yang sudah lama membuat saya penasaran akan keindahannya.

Sebenarnya, itu juga bukan kesalahan saya. Namun karena anak2 Sunflower Adventure yang kurang konsisten. Rencana awal keberangkatan ke Sempu adalah pada hari tepat dimana saya pergi ke Sarangan. Namun ada yang bilang rencana itu terpaksa dibatalkan karena banyak yang tidak bisa ikut. Padahal saya sudah mengepak ransel beberapa hari sebelumnya. Dan saya adalah orang yang paling malas jika harus membongkar ransel kembali karena tidak jadi terpakai. Dan jadilah, saya berangkat ke Sarangan sendirian.

Namun, 2 minggu kemudian. Seorang kawan mengabari kalau akhir minggu itu, kami akan berangkat ke Sempu. Tak peduli sapa yang ikut. Rupanya yang jengkel karena penundaan rencana itu bukan hanya saya. Yess!! Hehe..

Aslinya sih saya sendiri kurang begitu semangat untuk traveling lagi bulan itu. Alasan klasik, dana saya sudah hampir habis terpakai untuk pergi ke Sarangan. Namun, hanya beberapa hari menjelang hari H, ada kabar yang membuat saya ingin pergi kemana saja asal meninggalkan kota ini. Benar2 kacau pikiran saya waktu itu.

Masalah baru muncul. Mommy ga setuju kalau saya pergi lagi. Mengingat saya baru 2 minggu lalu pulang dari Sarangan. Alasannya takut saya kecapekan lalu sakit. Beneran deh. Padahal saya sudah mahasiswa juga, tapi kadang masih suka dianggap sebagai anak kecil yang manis. Weleh.. -_-"

Perlu waktu cukup lama juga untuk membujuk Mommy supaya segera merilis surat izin buat saya. Tapi jangan panggil saya Shandy klo gagal merayu beliau. Tepat di masa injury time, izin pun keluarlah. AlhamduliLLah. ^_^

Kami berkumpul di rumah salah seorang teman di daerah Tanggulangin pukul 22.00 WIB. Sengaja kami berangkat malam hari. Tujuannya agar tidak kepanasan di jalan sekaligus juga mengatur agar tiba disana pada pagi hari.

Ternyata yang ikut lumayan banyak juga. Total ada 10 orang yang terbagi dalam 5 motor. Setelah makan, mengecek persiapan, dan berdoa, kami pun berangkat. Perjalanan yang lumayan panjang, maka dari itu harus dipastikan semua sudah makan agar tidak ada yang masuk angin. Total perjalanan selama 6 jam dari Sidoarjo sampai ke Pantai Banyubiru di kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang. Kami sampai disana sekitar pukul 04.30 pagi. Shalat dulu dan istirahat dah...
Setelah menitipkan motor di rumah penduduk, kami sarapan dulu di warung sambil mengisi bekal air. Ini yang tidak boleh sampai terlupakan kalau mau pergi ke Sempu. Air tawar. Karena disana tidak ada air tawar sama sekali. Maka kami membeli air tawar untuk mengisi botol2 plastik kosong yang sudah kami bawa dari rumah. Total ada 30-an botol. Dan satu lagi, air yang dijual disini adalah air mentah. Jadi kalau ada yang tidak tahan minum air mentah, maka siapkan Aqua botolan yang banyak!!

Apakah ada yang bertanya, kenapa tidak membawa air galon saja sih??? Jawabannya nanti. Akan saya tulis di bawah. Lanjutkan saja dulu membacanya. Ok? ^_^

Setelah mengurus perizinan ke kantor BKSDA setempat, kami pun menyewa perahu untuk menyeberang ke pulau Sempu. Perjalanan dengan perahu hanya 15 menit. Namun yang mengesankan adalah air lautnya yang begitu bening berwarna kebiruan. Bahkan sampai dasar laut dan ikan2 yang berenang di dalamnya terlihat.

Kami diturunkan di salah satu pulau. Sebelum meninggalkan kami, bapak tukang perahu bertanya kapan rencananya kami pulang. Dengan demikian beliau dapat menjemput kami kembali. Tidak lupa juga kami mencatat nomor perahu dan nomor ponsel bapak itu.

"Nah, sampai juga akhirnya." saya berkata dalam hati.

Dan seolah tahu apa yang saya pikirkan, seorang teman yang juga pemandu kami berkata, "nah, bagian susahnya baru saja akan dimulai." oh no...

Ternyata benar saja. Perjalanan menyusuri hutan selama 2,5 jam itu lumayan berat. Hanya ada jalan setapak yang dipenuhi lumpur karena hujan semalam. Jadi kami harus berjalan ekstra hati2 sambil berpegangan ke pohon2 di sekitar. Itupun celana dan sepatu sudah tidak karuan warnanya karena berkali2 terpeleset lumpur licin. Nah sekarang, bisakah dibayangkan jika ada yang harus berjalan sambil menggotong galon air? Bisa2 dia jatuh terguling2 dengan galonnya itu.

Dan itu masih ditambah dengan harus menyeberangi parit lumpur dengan meniti kayu kecil, dan di tempat lain harus melewati batangan pohon roboh dengan diameter 1,5 meter. Maka saya rasa tepat jika Sempu disebut pulau surga. Sangat indah, tapi juga sulit dicapai. Hehe...

To be continued...
Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 04:52


Perjalanan kali ini dimulai secara dadakan. Karena sebelumnya memang tidak ada rencana untuk ke Sarangan. Namun karena melihat agenda untuk week-end yang kosong, dan ditambah pikiran yang lagi suntuk, akhirnya langsung berangkat sendirian dengan persiapan seadanya.

Saya berangkat hari Jum'at. Tepat setelah shalat Jum'at. Dari kota Sidoarjo, naik bus di Bungurasih dengan tujuan Maospati. Sebetulnya sudah diingatkan oleh teman saya, bahwa bus yang mampir ke Maospati hanya 2, yaitu bus Sumber Kencono dan Mira. Namun karena saya lupa, akhirnya termakan bujukan awak bus yang mengatakan bahwa nanti busnya juga berhenti di Maospati. Jadilah saya naik bus itu.

Perjalanan lancar sampai memasuki Terminal Madiun. Sesampainya disana sudah pukul 18.20 WIB. Ternyata awak bus tadi menipu saya. Saya diturunkan di Madiun, karena busnya mau lanjut ke Ponorogo dan tidak mampir di Maospati. (Maklum, pertama kalinya pergi ke daerah Magetan. Jadi belum tahu medan)

Yang menyebalkan lagi, adalah banyaknya tukang ojek dan sopir yang memaksa saya naik kendaraan mereka dengan tarif gila-gilaan. Bayangkan saja Madiun - Maospati Rp. 100.000,- (gila apa???). Akhirnya saya bertanya pada seorang pemilik kios di terminal Madiun, apakah jam segini masih ada bus Sumber Kencono yang ke Maospati. AlhamduliLLah, beliau mau menunjukkan tempatnya.

Masih ada dua bus Sumber Kencono di sana. Akhirnya saya naik ke salah satunya. Hanya bayar tiket Rp 3.000 untuk sampai ke tujuan. Sesampai di terminal Maospati, hari sudah pukul 19.30 WIB, akhirnya menuju masjid terminal dulu untuk shalat. Ternyata di sana baru mulai melaksanakan shalat Isya. Seusai shalat keluar untuk mencari warnet. Selain untuk surfing, juga untuk meninjau apakah warnetnya layak untuk dijadikan tempat bermalam. Karena biasanya dengan membayar paket malam di warnet, kita bisa tidur di situ sampai pagi. Strategi untuk menghemat ongkos. Hehe. Namun warnet yang ada ternyata tidak bisa dijadikan tempat bermalam, karena tempatnya tidak disekat. Jadi hanya ada komputer - komputer yang dijajar sepanjang dinding.

Maka saya memutuskan untuk balik ke terminal. Rencana kedua yaitu tidur di bangku - bangku panjang peron terminal. Rencana yang riskan sebetulnya. Karena bisa saja backpack digerayangi orang sewaktu kita tidur. Namun saya lihat pintu masjid masih terbuka, walau sudah sepi dan lampu - lampu sudah dipadamkan. Ketika saya bertanya - tanya ke orang sekitar, ternyata memang di masjid itu diizinkan untuk bermalam. Akhirnya saya tidur di situ, dengan berbantalkan ransel yang dilapisi jaket. AlhamduliLLah, nyenyak juga. Saya tidur sampai hampir subuh.

Seusai shalat subuh, saya keluar dengan maksud mencari kopi. Ternyata di depan terminal sudah ada minibus dengan tujuan Magetan. Niat mencari kopi saya batalkan dan langsung naik minibus itu. Di terminal Magetan, saya mencari kendaraan L300 dengan tujuan Sarangan, kalau tidak ada berarti turun di Pasar Plaosan. Ternyata ada. Jadi saya naik L300 itu. Berdesakan dengan pedagang sayur dan petani yang berangkat ke perkebunan sayur di sekitar Sarangan. Perjalanan lancar dengan rute jalan yang berkelok - kelok dan pemandangan indah di kanan - kiri. Beruntung saya bisa duduk di jok depan, sehingga bisa leluasa menikmati pemandangan.

Sesampai di Sarangan, hari masih terlalu pagi sepertinya. Karena para pedagang masih banyak yang belum buka. Dan tempat yang pertama kali saya tuju adalah: toilet. Hehe.. Kemudian berkeliling di sekitar telaga. Banyak yang menawari untuk naik kuda atau ngebut dengan speedboat di telaga. Namun karena lebih kepingin jalan - jalan (aslinya sih karena sayang duit. wkwk), saya dengan sangat terpaksa menolak tawaran baik mereka.

Di sekeliling telaga juga sangat banyak penjual sate kelinci. Saya akhirnya menyempatkan sarapan sate kelinci dulu sekalian menanyakan jalan menuju air terjun Tirtasari. Ternyata saya sedikit kebablasan. Jalan naik ke air terjun ada di sebelah patung pesawat terbang di pojok barat daya telaga Sarangan (kalau saya tidak salah arah sih. hehe)

Naik ke air terjun cukup menyenangkan. Rute yang dilalui relatif mudah. Namun yang bikin sebal adalah banyaknya pungli di sepanjang jalan. Total 4 kali saya ditarik pungutan dengan dalih perbaikan jalan, dll. Padahal di pintu masuk sudah bayar tiket. Tapi saya berusaha menghibur diri dengan melihat pemandangan di sepanjang jalan yang dihiasi tebing-tebing dan perkebunan sayur.

Ternyata air terjunnya kecil saja. dan ditampung di kolam kecil di depannya sebelum mengalir ke sungai. Air terjun ini ternyata banyak dipakai orang untuk bertapa. Entah apa yang mereka cari. Katanya sih klo habis mandi disini, bisa awet muda. Weleh, saya juga mandi disini, apakah saya juga awet muda nantinya? Semoga saja sih ya. hehehe... ^_^



Oh ya, kalau ke Tirtasari sebaiknya jangan terlalu siang. Karena lewat tengah hari biasanya turun hujan dan setelah itu kabut akan menghalangi pandangan. Sehingga cukup membahayakan juga. Dan sialnya, saya justru terjebak hujan disana. Sehingga begitu hujan berhenti, tanpa membuang waktu lagi saya langsung turun ke Sarangan.

Hampir saja saya tergoda untuk meneruskan perjalanan ke Tawangmangu. Karena ada seorang sopir L300 yang menawarkan untuk kesana dengan tarif Rp. 15.000 per orang. Naik ojek juga bisa, tentu saja dengan tarif yang lebih mahal. Namun setelah mengecek kondisi finansial yang ada, saya memutuskan untuk langsung pulang saja. Kalau tidak, bisa2 saya harus menggadaikan celana untuk ongkos pulang. Hehe..

Setelah naik L300 dan disambung minibus sampai ke terminal Maospati, saya memutuskan untuk shalat sambil menunggu seorang sahabat saya yang minta dibelikan salak dari Sarangan (harus dari Sarangan!! kata dia). Saya ga tau dia ngidam atau apa, tapi ga apalah. Sekali2 menyenangkan orang kan berpahala, ya ga? Apalagi ternyata saya butuh bantuan dia untuk mengambilkan uang di ATM. hehe, impas.

Sahabat saya ini kemudian menyarankan, jangan naik SK kalau pulang karena terkenal suka ugal-ugalan. Tapi begitu dia menghilang dan di depan ada SK menunggu, saya ga pikir panjang lagi. Entah nanti saya pulang ke rumah atau ke surga, sebodo amat. Dah capek ni badan, masa suruh menunggu bis yang belum karuan datangnya? Akhirnya dengan mengucap bismillah, saya naik SK, mencari tempat duduk, dan tidur. Zzzzz.... Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 01:31

sampai kapan aku harus menunggu
hingga aku tahu kau tahu
hingga aku tahu kau memaafkanku
tolong beri tahu aku, meski hanya kedipan sinar bintang yang menyampaikan isyaratmu.




Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 17:25
Labels:

Merindukan seseorang, yang pernah berkata kepadaku, "I hope our friendship is like a chocholate. It will be always sweet forever."
Maafkan aku, jika telah mengacaukan segalanya.
Aku lupa, bahwa ada hal - hal yang mungkin lebih baik terkubur selamanya.
Tanpa seorang pun tahu.
Ya, termasuk kau.

T
olong maafkan aku.
Seandainya saja, cokelat itu masih ada...





Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 07:45


Oh..ikhwan…Parasmu amat rupawan…Penampilanmu sungguh mempesona dan menawan…Kadang aku bertanya : Allah itu menciptakanmu dari tanah apaan??


Aduh wan…kubilang begitu kok kau malah jumpalitan???Dasar….ikhwan paling ga bisa dikasih sedikit sanjungan…Awas wan..di depan antum ada lubang!!!

Oh ikhwan….Cuma sedikit yang kadang aku sayangkan…Kok kalian ga total sih jaga hati dan pandangan?Iya sih..kalo ketemu akhwat di jalan langsung nunduk dengan sopan…Tapi kalo di dunia maya sebagian kalian malah jadi ikhwan jejadian??


Pas lagi Fb-an…Tiap ada status baru dari akhwat pujaan dan jadi incaran…Komentar satu paket sama jempol ga pernah ketinggalan…Kata-kata sengaja di bikin puitisan..Biar si akhwat ke-GR-an dan selalu terbayang….Haduh….wan..wan….pengen deh kau kulempar ke selokan!!


Oh…akhwat…Parasmu sungguh cantik memikat…Meski seluruh tubuhmu tertutup jilbab dengan amat rapat…Eits…jadi akhwat musti jaim ya jangan sampai narsisnya kumat…Baru dibilang cantik gitu udah mau loncat-loncat!!


Oh akhwat….Gaya bicaramu itu selalu penuh semangat…Selalu punya ide brilian pas lagi rapat…Tapi…kenapa ya wat…Kalo pas di fb gayamu ga beda jauh sama yang non akhwat...Ngasih komentar ke ikhwan kadang suka dibuat-buat…Kadang malah becandaanmu udah kelewat...Hati-hati ya wat…Sekalipun dirimu ga ada niat…Tapi itu bisa bikin hati ikhwan berdebar hebat…Jangan-jangan nanti kena VMJ stadium empat!


Oh ikhwan dan akhwat…Kalian itu memang makhluk aneh yang keramat…Mustinya ditaruh di museum terdekat…Jarang ada lo ditengah generasi muda sekarang yang pada sesat…Tapi beruntunglah kalian yang udah dikasih hidayah dan rahmat…Jadi dambaan dan teladan buat umat…


Oh ikhwan dan akhwat…Kita ini memang bukan gerombolan malaikat…Yang bisa bebas gitu aja dari perbuatan maksiat…Hati-hati…semakin besar iman semakin syaitan itu dendam kesumat…


Ga ada kata menyerah menggoda manusia biar jadi makhluk bejat!So…yang halal bisa dibungkus jadi perbuatan dosa tak terlihat…


Nah…ikhwah fillah yang terhormat…Yuks…saling menjaga hijab dan malu ini dengan kuat…Dimanapun kita berada selalu jadi hamba Allah yang ta’at…Bahkan di dunia maya pun ada Allah yang melihat…Malu dong sama Allah dan malaikat pencatat…Disana bisa menjaga kok disini malah lewat??Mari luruskan niat…Bukan untuk saling mencari simpati baik ikhwan maupun akhwat…Oke wan..oke wat???Kalopun udah ga bisa nahan nafsu syahwat…Yo wes…tafadal segera lapor ke murabbi biar diproses cepat…Daripada nanti stadiumnya tambah parah bikin hati sekarat??????


copy dari pencerahanhati.com
Selengkapnya...

Posted by SHANDY on 04:48


Sejarah Tahun Baru Masehi

Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.


Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Perayaan Tahun Baru
Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga Dunia.

Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.

Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu
Seperti kita ketahu, tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka—yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brazil.

Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year's Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.

Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang menerikkan "Selamat Tahun Baru" dan menyanyikan Auld Lang Syne.

Orang Kristen ikut merayakan Tahun Baru tersebut dan mereka mengadakan puasa khusus serta ekaristi berdasarkan keputusan Konsili Tours pada tahun 567. Pada mulanya setiap negeri mempunyai perayaan Tahun Baru yang berbeda-beda. Di Inggris dirayakan pada tanggal 25 Maret. Di Jerman dirayakan pada hari Natal sedangkan di Perancis dirayakan pada Hari paskah.

Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.




Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


ِ
عُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ ، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟
“Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti cara/ jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai-sampai bila mereka masuk ke liang dhabb (binatang sejenis biawak yang hidup di padang pasir), niscaya kalian akan mengikuti mereka.”

Kami berkata: “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu orang-orang Yahudi dan Nashara?”

Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?”

[HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu 'anhu, lihat Al-Lu’lu Wal Marjan, hadits no. 1708]

wallahu a'lam bish shawab.

Selengkapnya...

Search