Ada sebuah kisah mengenai perjumpaan dua orang sahabat yang sudah lama berpisah. Mereka saling melepas rindu sambil menceritakan pengalaman masing – masing. Sampai salah seorang bertanya kepada sahabatnya. “Ngomong- ngomong, kenapa sampai sekarang kamu belum juga menikah?”
Sahabatnya menjawab, “Sejujurnya, aku sedang mencari seorang wanita yang sempurna. Itulah sebabnya saya masih melajang. Dulu di Bandung, saya sempat berjumpa dengan seorang gadis yang cantik dan pintar. Saya pikir inilah wanita ideal yang saya cari. Namun akhirnya saya tahu dia sangat sombong. Jadi hubungan kami putus sampai di situ.
Di Jakarta, saya bertemu dengan seorang wanita rupawan yang ramah dan dermawan. Pada perjumpaan pertama, saya sangat terpesona. Saya berpikir, inilah wanita idaman saya. Namun seiring berjalannya waktu, saya tahu dia sangat boros dan tidak bertanggungjawab.
Saya terus berusaha mencari. Namun selalu saya temukan mereka punya kekurangan dan kelemahan. Hingga suatu hari, saya dipertemukan dengan seorang wanita yang selama ini saya dambakan. Dia demikian cantik, pintar, baik hati, dermawan, dan supel. Saya pikir, inilah anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan.”
“Lantas, mengapa kau tak juga menikah dengannya?” temannya menyela. Yang ditanya terdiam sejenak. Akhirnya dia menjawab dengan suara lirih, “Baru kemudian aku tahu kalau dia juga sedang mencari pria sempurna.”
Selengkapnya...
Sahabatnya menjawab, “Sejujurnya, aku sedang mencari seorang wanita yang sempurna. Itulah sebabnya saya masih melajang. Dulu di Bandung, saya sempat berjumpa dengan seorang gadis yang cantik dan pintar. Saya pikir inilah wanita ideal yang saya cari. Namun akhirnya saya tahu dia sangat sombong. Jadi hubungan kami putus sampai di situ.
Di Jakarta, saya bertemu dengan seorang wanita rupawan yang ramah dan dermawan. Pada perjumpaan pertama, saya sangat terpesona. Saya berpikir, inilah wanita idaman saya. Namun seiring berjalannya waktu, saya tahu dia sangat boros dan tidak bertanggungjawab.
Saya terus berusaha mencari. Namun selalu saya temukan mereka punya kekurangan dan kelemahan. Hingga suatu hari, saya dipertemukan dengan seorang wanita yang selama ini saya dambakan. Dia demikian cantik, pintar, baik hati, dermawan, dan supel. Saya pikir, inilah anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan.”
“Lantas, mengapa kau tak juga menikah dengannya?” temannya menyela. Yang ditanya terdiam sejenak. Akhirnya dia menjawab dengan suara lirih, “Baru kemudian aku tahu kalau dia juga sedang mencari pria sempurna.”